Mengenal busi - 2 (Konstruksi dan Cara Kerja Busi)
KONSTRUKSI BUSI
3. Insulator
Busi jenis ini memiliki dua atau lebih ground point dan terletak di samping elektroda. Percikan pada busi jenis ini terletak di samping elektroda sesuai dengan jumlah ground point. Busi jenis ini memiliki diameter lebih besar dan sering di pakai pada mesin dengan kapasitas di atas 500 cc di tiap silinder.
OK, Sekian untuk mengenal busi bagian ke dua. semoga bermanfaat
Konstruksi busi berbentuk tabung yang memiliki ulir untuk tempat perkaitan dengan kepala silinder. Konstruksi busi dibuat agar listrik bertegangan tinggi dari ignition coil dapat disalurkan sampai ujung elektroda tanpa menimbulkan efek bagi komponen listrik lainnya.
Untuk itu, busi disusun dari berbagai komponen diantara lain :
1. Terminal
Fungsi dari terminal adalah untuk menerima listrik bertegangan tinggi dari coil dan menghubungkannya ke elektroda. Bahan dari terminal ini adalah besi sehingga dapat melakukan penyaluran energi listrik dengan sempurna.
2. Elektroda
Elektroda terletak memanjang dari ujung atas busi hingga ujung bawah busi, Fungsi elektroda sebagai inti penyaluran energi listrik. Elektroda busi dibuat dari beberapa logam antara lain tembaga, platinum dan campuran nikel. Pada busi jenis resistor terdapat material keramik yang terletak di tengah elektroda besi, fungsinya sebagai hambatan agar listrik mengalir tidak berlebihan.
Insulator adalah komponen yang penting pada busi, insulator berbahan keramik yang memiliki resistan yang tinggi. Fungsi dari insulator ini adalah untuk mencegah loncatan listrik dari elektroda ke bagian samping.
4. Gasket
Gasket berbentuk ring tembaga yang terletak pada pangkal ulir busi, fungsi dari gasket ini adalah untuk mencegah kebocoran pada saat langkah kompresi.
5. Terminal Ground
Terminal ground ini terletak pada ujung busi. Terminal ini tersambung langsung ke massa melalui ulir busi. Terminal ini yang akan memicu terjadinya percikan pada busi dengan meletakkan ground di ujung elektroda
Cara Kerja Busi
Saat listrik bertegangan tinggi mengalir dari ignition coil ke terminal busi, maka akan terbentuk aliran arus dari ignition coil menuju elektroda busi. Sesuai dengan arah aliran arus, dimana arus listrik selalu mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif, maka listrik di dalam elektroda juga mengalir menuju massa. Jika arus listrik pada elektroda langsung dihubungkan ke masssa maka yang terjadi akan timbul panas pada elektroda dan tidak ada percikan. untuk itu dibuat celah antara ujung elektroda dengan massa. Saat arus listrik yang melewati elektroda bermuatan kecil, maka tidak akan terjadi apapun di celah elektroda. Akan tetapi jika arus yang mengalir bermuatan mencapai 20KV maka energi listrik akan mampu keluar dari elektroda dalam bentuk percikan.
Celah Busi
Celah busi memegang peranan penting untuk menentukan apakah suatu busi mampu mengeluarkan percikan atau tidak. Celah busi yang terlalu renggang membutuhkan muatan yang lebih besar untuk bisa membuat percikan. Jika arus tersebut kecil maka percikan yang dihasilkan juga akan kecil, hal ini dikhawatirkan menyebabkan miss fire. Celah busi yang terlalu dekat akan menyebabkan percikan lebih besar dan tidak terarah, dalam hal ini panas pada busi akan cepat terbentuk sehingga dapat mempengaruhi pembakaran mesin.
dilihat dari bentuk celah busi, terdapat dua jenis tipe busi :
1. Single Elektroda
Jenis single elektroda memiliki satu buah ground point dan celah vertikal di ujung elektroda. Tipe ini akan menghasilkan percikan dengan bentuk memanjang, busi tipe ini sangat cocok digunakan untuk mesin dengan kapasitas sedang.
2. Multi Elektroda
Busi jenis ini memiliki dua atau lebih ground point dan terletak di samping elektroda. Percikan pada busi jenis ini terletak di samping elektroda sesuai dengan jumlah ground point. Busi jenis ini memiliki diameter lebih besar dan sering di pakai pada mesin dengan kapasitas di atas 500 cc di tiap silinder.
OK, Sekian untuk mengenal busi bagian ke dua. semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar